Jumat, 04 September 2015
Pedagang Wanita di Masjid Raya Sragen, "tunarungu dan bisu"
assalamu'alaykum .
saya punya cerita hari ini
.....mgkn judul yang tepat adl
{akhwat bercadar dengan selembar kertas putih kusut}
yang terjadi pada 30 agusts 15,dimulai dari saat saya pulang part time di kota seragen ,saya dan ke 3 temen saya istirahat di masjid agung seragen untuk persiapan shalat dhuhur,sesampai nya di parkiran, saya melihat akhwat membawa keranjang putih dan selembar kertas di tangan nya.
Kmudian menyodorkan selembar kertas tulis kusut itu ke jama'ah yg mau shalat,dan di kembalikan nya kertas itu pada akhwat,,si akhwat akhr nya dg mata sayu itu,lekas duduk di bawah pohon,dan si akhwat melihat saya ,entah yang saya lihat mata si akhwat itu seperti berbicara agar aku mendekat,,
saya curiga ketika saya turun dari motor,saya mendekati akhwat, yang ber jarak 7 meter dari si akhwat,saya mendekati dan menyapa, saya bilang jualan apa ukhty,, dia gak jawab? ,dan memberikan selembar kertas tulis yang kusut ketika saya baca kertas itu yang dia tulis
{{aku ini tunarungu dan gak bisa bicara ,,,mau beli apa.}} ketika saya membaca surat itu saya sedih, hati saya terasa mau jatuh,melihat perjuangan si akhwat ini meskipun ia di beri keterbatasan oleh allah,tapi akhwat ini bisa menjaga aurat nya tidak itu juga ia tidak putusasa ia bekerja tanpa harus meminta2, dia berjuang dengan bermodal kertas kusut dan beberapa asesoris yang harga nya dari 2000 sampai 6000 rupiah,,
dan dengan jari nya ia menyebut kan harga nya,meskipun ia Dapat ke untungan sedikit ia tetap istiqomah menjajakan dagangan ny,, subhanallah ,mari kita doakan akhwat ini agar ia selalu istiqomah dan kita harus belajar dari nya,,ini nyata yang saya alami sendiri,,semoga bermanfaat,jazakallah
Mari kita doakan untuknya dan umat muslim seluruhnya agar dijauhkan dari perbuatan meminta minta. Aamiin. SMg ALLAH SWT memudahkan segala urusan akhwat tsb dan umat muslim lainnya... Aamiin..
akun fb: Dar En Nahl
Minggu, 14 Juni 2015
Parade Ramadhan
Nama kegiatan : Parade Ramadhan
Hari/tanggal : Ahad, 14 Juni 2015
Waktu : 07.00-09.00
Tempat : Desa Kertonatan,
Kecamatan Kartasusa, Kabupaten Sukoharjo
Parade Ramadhan adalah
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tema
“Marhaban Yaa Ramadhan: Perbaiki diri,
Perbanyak Amal Sholeh Tebar Kebajikan”.
Acara ini diikuti oleh
:
·
TPQ Al-Falakh, Kertonatan
·
TPQ Al-Jihad, Kalitan
·
TPQ Ar-Rohim SD N 1 Kertonatan
·
TPQ Ar-Rohim, Kapulagan
·
TPQ Baitul Muslim, Tegalbrojol
·
TPQ Al-Falah Syafi’i, Wirocanan
·
Rumah Tahfidz Ibnu Muslim, Kertonatan
·
TK Aisyiyah, Kertonatan
·
MI M Kertonatan
·
Remaja Masjid Kertonatan
Penyelenggara acara ini
adalah takmir masjid Kertonatan, sekaligus bekerja sama dengan TPQ se-kelurahan
Kertonatan. Rute parade yaitu start dari masjid al-Falakh Keronatan kemudian
mengelilingi sepanjang jalan utama kampung Kertonatan dan masuk ke
perumahan-perumahan, finish di masjid Al-Jihad, Kalitan. Di sela-sela parade,
para pemuda membagikan jadwal imsakiyah bulan Ramadhan kepada warga yang
melihat di sepanjang jalan.
Muhammad Agus Santoso,
S. Pd I selaku ketua panitia menjelaskan, bahwa kegiatan parade ini sebagai
syi’ar Islam sekaligus untuk menyambut bulan yang penuh berkah, yaitu bulan
Ramadhan.
Dengan adanya parade
ini warga desa Kertonatan sangat antusias untuk menyambut datangnya bulan
Ramadhan. Hal ini terlihat dengan banyaknya peserta yang berjumlah kurang lebih
450 dan warga yang keluar untuk melihat parade, selain itu banyak warga yang
mengapresiasi sehingga harapan panitia dapat menjadikan agenda ini bisa menjadi
agenda tahunan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Selasa, 26 Mei 2015
Ada yang Lebih Sakit daripada Melahirkan bagi Ibu
“IBU, masakin air bu. Aku mau mandi pakai air hangat,” seorang anak meminta ibunya menyiapkan air hangat untuk mandinya.
Sang ibu dengan ikhlas melaksanakan apa yang diperintah oleh sang anak.
Dengan suara lembut ibunya menyahut, “Iya, tunggu sebentar ya, sayang!”
“Jangan terlalu lama ya Bu! Soalnya saya ada janji sama tema,.” ujar sang anak.
Tidak lama kemudian sang ibu telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.
“Nak, air hangatnya sudah siap,” ibu itu memberi tahu.
“Lama sekali sih, Bu…” sang anak sedikit membentak.
Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, sang anak berpamitan kepada ibunya, “Bu, saya keluar dulu ya, mau jalan-jalan sama teman.”
“Mau kemana nak?” tanya sang ibu.
“Kan sudah aku bilang, saya mau keluar jalan-jalan sama teman,” kata sang anak sambil mengerutkan dahi.
Sang ibu dengan ikhlas melaksanakan apa yang diperintah oleh sang anak.
Dengan suara lembut ibunya menyahut, “Iya, tunggu sebentar ya, sayang!”
“Jangan terlalu lama ya Bu! Soalnya saya ada janji sama tema,.” ujar sang anak.
Tidak lama kemudian sang ibu telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.
“Nak, air hangatnya sudah siap,” ibu itu memberi tahu.
“Lama sekali sih, Bu…” sang anak sedikit membentak.
Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, sang anak berpamitan kepada ibunya, “Bu, saya keluar dulu ya, mau jalan-jalan sama teman.”
“Mau kemana nak?” tanya sang ibu.
“Kan sudah aku bilang, saya mau keluar jalan-jalan sama teman,” kata sang anak sambil mengerutkan dahi.
Selasa, 05 Mei 2015
Adzan Dinyanyikan, Blogger Ini Picu Kemarahan Publik
HanTer-Blogger kontroversial asal Malaysia, Alvin Tan, kembali
menuai kemarahan publik setelah dirinya menggunggah video nyanyian Adzan di
Facebook. Dalam video itu, Tan yang bertelanjang dada dan menggunakan kacamata
hitam, terlihat bermain piano sembari menyanyikan Adzan `versi R&B` dengan
lirik yang kacau.
Di bawah videonya, dia menulis, "tolong jangan bilang kalau
liriknya salah. Pertama ini adalah versi cover, jadi modifikasi kreatif
diizinkan. Kedua, saya bukan pelaku bom bunuh diri."
Video itu telah ditonton 400.000 kali dan menuai kemarahan Muslim
di Malaysia. "Alvin Tan, memalukan!" kata seorang pengguna media
sosial. "Ini adalah penghinaan paling buruk yang saya pernah lihat,"
kata yang lain. "Menjijikan."
Tontonan itu memicu perdebatan di Malaysia tentang agama. Lebih
dari 60% warganya adalah Muslim dari etnis Melayu tetapi terdapat minoritas
Buddha, Kristen, dan Hindu. Lebih dari seperlima orang Malaysia, seperti Tan,
adalah keturunan Cina.
Dia melakukan itu dengan alasan untuk membela kebebasan
berpendapat. Namun, tindakannya itu tidak populer di komunitas non-Muslim.
"Alvin Tan bertindak terlalu jauh. Tetapi tentu saja, tindakan dan
perilakunya tidak mencerminkan komunitas Cina di Malaysia. Jadi salahkan dia,
bukan warga Cina," kata seorang pengguna Twitter.
Foto makan babi
Ini bukan pertama kali dia menuai kontroversi. Dia bersama mantan
kekasihnya pernah menggunggah foto mereka ketika makan babi sambil mengucapkan
selamat berpuasa di bulan Ramadhan kepada umat Muslim dua tahun lalu.
Selasa, 21 April 2015
Wanita-wanita di Balik Layar Sejarah (1)
JANTUNG Buya Hamka terasa berdebar-debar menanti apa yang akan
diucapkan istrinya, Ummi Siti Raham, ketika diminta berpidato. Ummi yang
belum pernah naik mimbar menyanggupi permintaan pembawa acara untuk
berpidato pada sebuah pengajian di suatu tempat di Makassar tahun 1967.
“Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,” dengan lancar Ummi
membuka sambil tetap tersenyum.
“Saya diminta berpidato tapi sebenarnya ibu-ibu dan bapak-bapak
sendiri memaklumi bahwa saya tak pandai pidato. Saya bukan tukang pidato
seperti Buya Hamka. Pekerjaan saya adalah mengurus tukang pidato, sejak
dari memasakan makanan hingga menjaga kesehatannya. Oleh karena itu
maafkan saya tidak bisa bicara lebih panjang. Wassalamu’alaikum
warrahmatullah,” Ucapnya yang singkat lalu turun dari mimbar.
“Diluar dugaan, hadirin yang ribuan jumlanya bertepuk tangan riuh
sekali.” tulis Rusydi yang menceritakan pengalaman ayahnya, Buya Hamka,
dalam buku Pribadi dan Martabat Buya Hamka. Kejadian itu membuat Buya
Hamka menitikkan air mata. Para hadirin pun berteriak, “Hidup Ummi,
hidup Ummi!”
Apa yang diucapkan Ummi dalam “pidato” saat kejadian itu memang
diakuinya sebuah kenyataan. Selama 43 tahun, dengan setia Ummi menemani
perjuangan suaminya sebagai seorang penulis, pejuang, politikus hingga
ulama. Tidak hanya menemani, pilihan jalan hidup Sang Ulama ini juga
pernah diputuskan oleh Ummi.
Keyakinan Kartini dalam Sorotan
Oleh: Artawijaya*
Ketika penulis melansir beberapa tulisan terkait Raden Ajeng Kartini,
beberapa pembaca banyak mengajukan pertanyaan, bahkan sanggahan.
Kebanyakan dari tanggapan itu menganggap penulis terlalu tendensius
dalam memandang sosok Kartini, terlalu terbuai teori konspirasi, dan
mempunyai motif tertentu dalam mengeritik sosok pahlawan nasional
tersebut. Atas pertanyaan dan sanggahan tersebut, penulis nyatakan bahwa
apa yang penulis lakukan adalah upaya untuk menuliskan sejarah secara
jujur, sejarah yang berangkat dari fakta-fakta yang ada, bukan sejarah
yang ditulis oleh tinta penguasa. Jika pun ada motif tertentu, maka
penulis harus akui bahwa motif itu adalah upaya untuk membongkar
selubung “de-islamisasi fakta sejarah” yang selama ini terjadi dalam
sejarah nasional kita. De-islamisasi yang dimaksud adalah upaya
memarjinalkan peran umat Islam dalam sejarah pergerakan nasional di
negeri ini.
Penulis hanya memaparkan sisi lain Kartini, yang mungkin belum pernah ditulis dalam buku-buku sejarah (text book)
yang diajarkan di sekolah-sekolah kita. Jika sejarah nasional selama
ini menulis kiprah Kartini sebagai ikon kemajuan perempuan Indonesia
yang tercermin dalam surat-suratnya, maka penulis berusaha menguak sisi
lain tentang Kartini secara personal, diantaranya pandangan keagamannya,
latarbelakang pemikirannya, dan siapa saja orang yang berinteraksi
secara intim dengannya. Setelah itu, silakan pembaca sekalian menimbang
dengan jernih tentang apa yang sesungguhnya terjadi dalam penulisan
sejarah nasional negeri ini.
BELAJAR DARI SHAFIYYAH BINTI ABDUL MUTHALIB
Shahabiyah
adalah sahabat Rasulullah saw dari kalangan Muslimah, mereka adalah
wanita – wanita tangguh di medan jihad dan dakwah. Ujian demi ujian,
mereka senantiasa menghadapinya dengan penuh kesabaran. Mereka mujahidah
sejati sepanjang masa, yang tidak pernah lekang oleh waktu dan zaman.
Mereka juga ikut terjun ke medan jihad bersama Rasulullah saw,
menyiapkan logistik dan obat – obatan untuk para pasukan Muslimin yang
terluka. Subhanallah.
Muslimah seperti halnya para shahabiyah tidak mudah mengeluh, tidak cengeng, mampu menjaga kehormatan diri dan izzah Islam,
yang melahirkan generasi mujahid yang senantiasa membela Islam di medan
jihad sampai titik darah penghabisan serta senantiasa tegar menghadapi
penindasan yang dilancarkan oleh musuh – musuh Islam. Bahkan, tidak
jarang menjadi barisan paling belakang saat di medan jihad. Tujuannya
untuk menghadang pasukan Muslimin yang lari dari medan jihad.
Jumat, 17 April 2015
Kata Mutiara
Bukan kesulitan yang membuat kita takut melangkah,
Namun ketakutan itulah yang mempersulit.
Manusia mempunyai 3 macam hari:
Hari kemarin yang berlalu,
Hari esok yang masih ghoib dan
Hari ini yang bisa diisi dengan ketaatan.
Jumat, 30 Januari 2015
Catat ! Ini Tentang Kematian
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu hindari, sungguh pasti akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, Zat yang mengetahui sesuatu yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia mengabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Al-Jumu’ah :8)
Kematian, adalah suatu keniscayaan yang tak akan mungkin dapat kita elakan kedatangannya. Dia menyapa siapa saja yang dikehendakinya, tanpa mengenal usia, pangkat, atau jumlah kekayaan seseorang. Dia datang menyapa siapa saja tak mengenal dimensi ruang dan waktu. Ketika seseorang mengalami kematian, maka itu adalah waktu yang memang telah Allah rencanakan, jauh sebelum kita dilahirkan. Sayangnya, tak satupun dari kita dapat mengetahui kapan waktunya kematian itu menyapa. Sayangnya,ada sebagian dari kita yang tak bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan kematian.
Kematian bukanlah akhir dari perjalanan diciptakannya manusia. kematian bukanlah titik final dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, kematian adalah awal dari kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan yang telah Allah persiapkan bagi hamba-Nya. Kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai kenikmatan abadi, atau kehidupan yang dipenuhi oleh siksa Illahi.
Kematian, adalah suatu keniscayaan yang tak akan mungkin dapat kita elakan kedatangannya. Dia menyapa siapa saja yang dikehendakinya, tanpa mengenal usia, pangkat, atau jumlah kekayaan seseorang. Dia datang menyapa siapa saja tak mengenal dimensi ruang dan waktu. Ketika seseorang mengalami kematian, maka itu adalah waktu yang memang telah Allah rencanakan, jauh sebelum kita dilahirkan. Sayangnya, tak satupun dari kita dapat mengetahui kapan waktunya kematian itu menyapa. Sayangnya,ada sebagian dari kita yang tak bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan kematian.
Kematian bukanlah akhir dari perjalanan diciptakannya manusia. kematian bukanlah titik final dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, kematian adalah awal dari kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan yang telah Allah persiapkan bagi hamba-Nya. Kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai kenikmatan abadi, atau kehidupan yang dipenuhi oleh siksa Illahi.
Langganan:
Postingan (Atom)
Metode Pembelajaran Al Qur'an & Ilmu Tajwid Bersanad
🎗🎗🎗🎗🥇🎗🎗🎗🎗 *IKUTI & HADIRI* *📚TRAINING FOR TRAINER*📚 _Metode Pembelajaran Al Qur'an & Ilmu Tajwid Bersa...
-
Perkataan berikut kami nukil dari kitab Al Hawiy yang ditulis oleh Imam As Suyuthi. وقد سئل شيخ الإسلام حافظ العصر أبو الفضل بن حجر عن عمل ...
-
Membicarakan Tuanku Imam Bonjol tak bisa dilepaskan dengan pembahasan Perang Padri. Perang Padri terjadi di kawasan Kerajaan Pagaruyung ...
-
Namaku Mariani orang-orang biasa memangilku Aryani, ini adalah kisah perjalanan hidupku yang hingga hari ini masih belum lekang dalam ...