Rabu, 19 Januari 2011

Mampu Taklukan Harimau dengan Kesabaran

Alkisah, dua orang lelaki berkawan akrab. Nama mereka masing-masing,
katakan saja adalah Sulaiman dan Ismail. Mereka sama-sama orang yang
shaleh. Karena tempat yang berjauhan maka tidak memungkinkan mereka
untuk selalu bertemu. Tetapi ada kebiasaan diantara mereka, untuk
bertemu sekali dalam setahun. Sulaiman yang jauh tempatnya selalu
datang bertemu kerumah Ismail.
Sebagaimana kebiasaan, suatu hari Sulaiman datang berkunjung kerumah
sahabatnya itu. Waktu sampai ia mendapati pintu rumah Ismail sedang
tertutup rapat-rapat. Ia kemudian mengetuk pintu itu. Setelah
beberapa kali ketukan, terdengar ada suara sahutan istri sahabatnya
dari dalam rumah. "Siapakah itu yang mengetuk-ngetuk pintu ?"
"Aku, saudara suamimu. Aku datang ke mari untuk mengunjunginya hanya
karena Allah SWT semata."
"Oh………..???????? Dia sedang ke luar pergi mencari kayu bakar.
Mudah-mudahan saja ia tidak kembali lagi !"


Begitu jawab istri tuan rumah. Mendengar jawaban seperti itu heran
bercampur dongkol meliputi diri Sulaiman. Belum hilang herannya, ia
masih lebih kaget lagi. Si istri tersebut masih menggumamkan
kata-kata makian kepada Ismail, sang suami.
Sulaiman dipersilahkan duduk diberanda dan kemudian mereka
bercakap-cakap. Tak lama kemudian datang Ismail. Ia terlihat
menuntun seekor harimau yang dipunggungnya terdapat seikat kayu
bakar. Begitu ,melihat ada sahabatnya, Ismail langsung menghambur
mendekatinya sambil mengucapkan salam kehangatan.
Kayu bakar kemudian diturunkan dari punggung harimau. Ismail sejurus
kemudian berkata kepada harimau itu. "Sekarang pergilah kamu
mudah-mudahan Allah SWT memberkatimu!".
Setelahnya siempunya rumah mempersilahkan tamunya masuk kedalam
rumah. Sementara mereka bercakap-cakap terdengar suara sang istri
yang terus-terusan saja memaki-maki sang suami dengan suara
bergumam. Sang suami yang orang shaleh itu diam saja. Dalam hatinya
Sulaiman heran dan campur takjub akan kesabaran sahabatnya. Meskipun
istrinya terus saja memaki-maki dirinya ia tetap tidak
memperlihatkan muka kebencian. Setelah puas bercakap-cakap pulanglah
sahabat dengan menyimpan rasa kekaguman kepada siempunya rumah yang
sangggup menekan rasa marahnya menghadapi istrinya yang begitu
cerewet dan berlidah panjang. Setahun berlalu sudah. Sebagaimana
kebiasaan, kembali Sulaiman mengunjungi rumah sahabatnya itu. Waktu
sampai didepan pintu dan ia mengetuk pintu itu. Dari dalam terdengar
langkah-langkah kaki wanita dan setelah pintu terkuak terlihat wajah
istri sahabatnya yang dengan senyum ramah menyapa.
"Tuan ini siapa ,ya ?"
"Aku adalah sahabat suamimu. Kedatanganku ini adalah semata untuk
mengunjunginya."
"Oh……????? Selamat datang Tuan !"

Sapaan istri sahabatnya begitu ramah sambil mempersilahkan sang tamu
untuk masuk kedalam rumah dengan penuh keramahan. Terasa begitu
teduh dihati. Tak lama kemudian sahabatnya Ismail datang. Ia
kelihatan menenteng seikat besar kayu bakar diatas kepalanya. Segera
mereka terlibat perbincangan serius. Sempat sang tamu menanyakan
beberapa hal yang ia herankan perihal keadaan tuan rumah yang
menurutnya ada perbedaan dengan suasana setahun yang lalu. Tamu
menanyakan bagaimana ia mampu menaklukan seekor harimau, yang
binatang buas itu sehingga mau memanggul kayu bakarnya. Mengapa ia
sekarang tidak bersama-sama dengan binatang itu. Mana harimau itu ?
"Ketahuilah, saudaraku. Istriku yang dahulu berlidah panjang itu
sudah meninggal. Sedapat mungkin aku berusaha bersabar atas perangai
buruknya, sehingga Allah SWT memberi kemudahan diriku untuk
menundukkan seekor harimau sebagaimana yang engkau lihat sendiri.
Semuanya terjadi lantaran kesabaranku kepadanya. Lalu aku menikah
lagi dengan perempuan yang sholihah ini. Aku sangat gembira
mendapatkannya, maka harimau itupun dijauhkan dari diriku. Aku
memanggul sendiri kayu bakar sekarang lantaran kegembiraanku."
Sumber bacaan : Subulus Salam bab Nikah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Quotes Syaikh Aidh Al Qorni (Penulis buku La Tahzan)

Berhenti sejenak Berhentilah sejenak. Renungkan, hayati, dan bertakwalah kepada Allah dalam urusan diri dan masa depanmu. Karena pada suatu ...